Rekomendasi saham minggu ini (27 - 1 Mei 2020 )

Phintraco Sekuritas
Terdapat peluang berlanjutnya trading buy pada hari ini (28/4), terutama pada saham-saham bluechip yang belum menguat signifikan pada perdagangan Senin (27/4). Antara lain, ICBP, INDF, UNVR, BBNI, BMRI dan WIKA. Oleh sebab itu, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang 4400-4600 dengan kecenderungan menguat terbatas. Secara teknikal, rebound Senin (27/4) menunjukan bahwa IHSG masih mencoba mempertahankan posisinya di atas level psikologis 4.500. Selain itu, penurunan Stochastic Oscilator juga mulai melandai pada rentang pivot area (40-50). Dari dalam negeri, investor juga  merespon pengumuman dari Dirjen Pajak (DJP) terkait kebijakan penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) badan atau korporasi (27/4).

Victoria Sekuritas
IHSG diperkirakan berada di rentang 4.414-4.593 untuk perdagangan Selasa (28/4). Analis merekomendasikan Buy BBRI (TP 2.770), ADRO (TP 930), SSMS (TP 920), dan INDF (TP 6.500). Sell PWON (TP 328). Searah dengan Wall Street, bursa Asia ditutup menguat pada perdagangan Senin (27/4). Pergerakan bursa Asia ditopang oleh sentimen positif terkait paket stimulus senilai US$ 484 miliar di Amerika Serikat (AS) yang telah ditandatangani oleh Trump (24/4).

Panin Sekuritas
Hari ini IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung melemah dalam range 4.436 sampai 4.603. Pertimbangkan sejumlah saham berikut antara lain ACES, BNLI, EXCL, dan TCPI. IHSG ditutup menguat sebesar 17,07 poin (+0.37%) menuju level 4.513,14 pada perdagangan hari Senin, 27 April 2020 kemarin. IHSG mencoba kembali menguat di atas level 4.500 pada perdagangan kemarin,  ditutup dengan pola doji dengan tail yang pendek, secara teknikal memberikan indikasi pelemahan.

ICDX Resmi Perdagangkan kontrak minyak mentah WTI

     
 JAKARTA - Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) resmi memperdagangkan kontrak berjangka minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) pertama di Asia Tenggara dimulai pada tanggal 27 April 2020. Kontrak tersebut diberi kode COFU10 dan COFU100 yang menandakan ukuran kontrak yang termasuk variasi kontrak mini dan mikro GOFX milik ICDX. COFU10 merupakan kontrak mikro dengan ukuran 10 barel sementara COFU100 merupakan kontrak mini dengan ukuran 100 barel, kedua kontrak tersebut diperdagangkan dalam mata uang US dolar (US$). Dengan besarnya potensi perdagangan global minyak mentah di waktu mendatang, ICDX hadir menjawab tantangan dan kesempatan menghadirkan pasar minyak mentah global yang dapat di perdagangkan di Indonesia. 
       “Bedanya jika kontrak minyak mentah WTI bursa Chicago dapat dilakukan penyerahan dalam bentuk fisik minyak mentah dalam penyelesaian kontrak, sedangkan kontrak berjangka minyak mentah WTI ICDX penyelesaiannya hanya dalam bentuk tunai,” ujar CEO ICDX Lamon Rutten, dalam siaran pers yang diterima Investor Daily, Senin (27/4). Seperti komoditas lainnya, minyak mentah di pengaruhi oleh pasokan dan permintaan, sehingga harganya diperkirakan naik ketika permintaan konsumsi global naik ataupun ketika pasokan global turun, begitu pula sebaliknya. Permintaan terhadap minyak mentah berkorelasi positif dengan aktivitas ekonomi pada umumnya, demikian juga dengan level harga minyak mentah tersebut. “Harga minyak mentah menjadi salah satu indikator kondisi ekonomi yang mencerminkan kondisi global, oleh sebab itu minyak mentah dapat dikatakan sebagai salah satu key driver atas penggerak harga perdagangan komoditas lainnya,” kata Lamon Rutten. Disamping itu, lanjut dia, ada peluang menarik melalui konsep arbitrase antara harga minyak mentah dengan suatu pasangan mata uang. Minyak mentah secara umum di perdagangkan dalam mata uang US$, tetapi di jual secara global. Untuk negara-negara dengan mata uang berbeda dengan US$, ketika mata uangnya melemah, maka harga minyak mentah dalam mata uang lokal tersebut meningkat dan mengurangi permintaan minyak secara lokal. “Dengan kata lain, ada tendensi kuat akan korelasi yang negatif antara nilai tukar mata uang negara-negara lain terhadap US$ dengan harga minyak mentah, bahkan kontrak berjangka WTI,” lanjut Lamon. Minyak mentah adalah termometer ekonomi politik dunia. Dikarenakan dasar-dasar pasokan, permintaan dan penyimpanan minyak, harga minyaksering bereaksi kuat terhadap peristiwa politik dan ekonomi. Selama dekade terakhir, harga minyak berfluktuasi antara US$ 30 dan US$ 110 per barel dan pekan lalu, karena dampak pandemi Covid-19, kontrak minyak mentah WTI yang kadaluwarsa bahkan memasuki medan negatif. Oleh sebab itu, ICDX menawarkan lima kontrak berjangka (untuk tiga bulan ke depan dan kemudian dua kuartal berikutnya) agar para investor dapat bertransaksi jangka pendek maupun pada fundamental ekonomi jangka panjang dari pasar minyak. (es)

Investasi Manufactur naik 44 % (Investor daily)

              JAKARTA – Sektor manufaktur masih mampu mencatatkan peningkatan investasi sebesar 44,7% sepanjang kuartal I-2020 menjadi Rp 64 triliun dibanding periode sama tahun lalu Rp 44,2 triliun. Nilai tersebut berkontribusi 30,4% terhadap total investasi keseluruhan Rp 210,7 triliun. M e n t e r i P e r i n d u s t r i a n (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, penanaman modal dalam negeri (PMDN) manufaktur mencapai Rp 19,8 triliun serta penanaman modal asing (PMA) Rp 44,2 triliun pada periode itu. Jumlah tersebut melonjak dibanding perolehan pada periode yang sama tahun lalu, yakni PMDN sekitar Rp 16,1 triliun dan PMA Rp 28,1 triliun. “Adapun sektor-sektor manufaktur yang menyetor nilai investasi secara signifikan pada kuartal I-2020, antara lain logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 24,54 triliun, diikutimakanan Rp 11,61 triliun, kimia dan farmasi Rp 9,83 triliun, mineral nonlogam Rp 4,34 triliun, serta karet dan plastik Rp 3,03 triliun,” kata Menperin di Jakarta, Senin (27/4). Dia menambahkan, nilai investasi kertas dan percetakan mencapai Rp 2,99 triliun, kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp 2,14 triliun, ser ta mesin, elektronik, instrumen kedokteran, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam Rp 1,99 triliun. Agus menegaskan, pihaknya akan terus berupaya mendorong industri manufaktur tetap bergerak dalam memacu roda perekonomian nasional. Namun dalam kondisi saat ini, Kementerian Perindustrian juga menekankan kepada industri mengenai pentingnya upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dengan me aati protokol kesehatan. “D a sisi itu harus sejalan,” ujar dia. Sebelum terjadi pandemi Covid-19, kata dia, industri pengolahan di Tanah Air masih menunjukkan gairah yang positif. Hal ini tercermin pada capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang dirilis oleh IHS Markit, pada Februari tahun 2020 berada di posisi 51,9 atau tertinggi sejak tahun 2005. “Kami optimistis, dengan melakukan upaya mitigasi atau menerbitkan kebijakan-kebijakan strategis pada masa pandemi Covid-19 ini, tidak mustahil bahwa Indonesia sebelum tahun 2030 sudah bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia,” ungkap dia. Apalagi, berdasarkan laporan dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi bisa melesat 8,2% pada tahun 2021. “Maka itu, sebenarnya tergantung apa yang kita lakukan sekarang di saat krisis. Jadi, harus dapat memanfaatkan secara baik dan menanganinya secara tepat, sehingga bisa menjadi sebuah peluang bagi kita,” tutur Agus. Menperin meyakini, ekonomi Indonesia bakal mengalami rebound lebih cepat pasca-pandemi Covid-19. Keyakinan ini muncul setelah ekonomi Tiongkok mengalamirebound yang lebih cepat dari perkiraan banyak pihak. “Ketika pandemi lepas dari Indonesia, pertumbuhan ekonomi kita akan lebih cepat,” ujar dia. Keyakinan tersebut disampaikan Menperin setelah melakukan video conference dengan asosiasi industri yang mendatangkan bahan baku produksi dari Tiongkok. “Ternyata ada beberapa industri yang pada Maret pertengahan, sudah bisa mendapatkan bahan baku lagi dari Tiongkok,” tandas dia. Sebelumnya, Menperin memprediksi per tumbuhan industri manufaktur tahun ini hanya berkisar 2,5-2,6%, lebih rendah dari target awal 4,8-5,3% dan tahun lalu 4%. Hal itu dipicu wabah Covid-19 di Tanah Air, yang memukul kinerja sejumlah sektor manufaktur andalan. Prediksi itu juga sejalan dengan estimasi pertumbuhan ekonomi 2020 yang hanya 2,3%, lebih rendah dari tahun lalu 5,02%. Sementara itu, apabila mengikuti proyeksi terburuk Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF), ekonomi Indonesia hanya tumbuh 0,5%.  

(Investor daily , 28/04/2020)

Rekomendasi saham minggu ini (27 - 1 Mei 2020 )

Phintraco Sekuritas Terdapat peluang berlanjutnya trading buy pada hari ini (28/4), terutama pada saham-saham bluechip yang belum menguat...